Ketika sedih atau stres, sebagian orang memilih untuk menyendiri atau melakukan hal negatif guna melampiaskan apa yang dirasakannya. Padahal, di dalam tubuh kita sudah terdapat hormon endorfin yang bisa memberikan energi positif. Hanya saja, munculnya hormon tersebut kemungkinan perlu dipicu.

Apa itu endorfin

Endorfin adalah senyawa kimia neuropeptida opioid lokal dan hormon peptida yang membuat seseorang merasa senang dan untuk kekebalan tubuh. Endorfin diproduksi oleh sistem saraf pusat dan kelenjar pituitari pada saat manusia merasa bahagia (tertawa) dan mendapat istirahat yang cukup. Zat ini bertindak seperti morfin, bahkan dikatakan 200 kali lebih efektif dari morfin. Endorfin atau Endorfine mampu menimbulkan perasaan senang dan nyaman hingga membuat seseorang berenergi.[1]

Endorfin adalah zat kimia seperti morfin yang dapat dihasilkan secara alami oleh tubuh dan memiliki peran dalam membantu mengurangi rasa sakit saat memicu perasaan positif. Hormon endorfin diproduksi oleh kelenjar pituari dan sistem saraf pusat manusia.

Fungsi endorfin dalam tubuh

Fungsi zat ini adalah untuk kekebalan tubuh. Artinya, selain mencegah memburuknya emosi kita, bahagia juga merangsang timbulnya zat imunitas. Dengan endorfin manusia akan menjadi lebih rileks, dan akan lebih mudah untuk mengontrol emosi. Mengontrol diri kita dari amarah sekaligus berpikir positif dengan mengutamakan kesabaran. Dapat dikatakan bahwa zat endorfin yaitu zat yang diproduksi oleh tubuh ketika manusia merasa bahagia (tertawa).

Endorfin sebenarnya merupakan gabungan dari endogenous dan morfin, zat yang merupakan unsur dari protein yang diproduksi oleh sel-sel tubuh serta sistem saraf manusia. Endorfin dalam tubuh bisa dipicu munculnya melalui berbagai kegiatan, seperti pernapasan yang dalam, relaksasi, serta meditasi. Karena endorfin diproduksi oleh tubuh manusia sendiri, maka endorfin dianggap sebagai zat penghilang rasa sakit yang terbaik.

hormon endorfin, pereda nyeri

Endorfin itu seperti zat yang terkandung di dalam es krim atau coklat. Apabila kita mengkonsumsi es krim ataupun coklat, kita akan merasakan kenyamanan. Zat yang membuat kita nyaman pun juga diproduksi oleh tubuh kita, guna menstabilkan emosi kita. Dengan zat tersebut, kita dapat merasakan rileks, dan semua penyakit hati yang berhubungan dengan tekanan pada perasaan kita seperti marah, sedih dan depresi dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Endorfin tersebut diproduksi oleh tubuh ketika kita merasa bahagia termasuk saat tertawa, menolong orang lain, dan lain sebagainya.

Baca Juga:  Hormon Kortisol, Hormon Stress Yang Memiliki Banyak Manfaat Bagi Tubuh

Selain berpengaruh sebagai analgesik, yang berarti mengurangi persepsi rasa sakit, endorfin juga dapat bertindak sebagai penenang. Selain itu, dengan meningkatnya jumlah hormon endorfin, maka dapat berfungsi dalam mengurangi efek buruk dari stres dan rasa sakit, melepaskan hormon seksual, menambah nafsu makan dan meningkatkan respons kekebalan tubuh.[2]

Seorang ahli kebidanan, Constance Palinsky, tergerak untuk menggunakan endorfin untuk mengurangi atau meringankan rasa sakit pada ibu yang akan melahirkan. Beta endorfin adalah salah satu zat endorfin yang dikeluarkan oleh otak pada saat stres atau sakit, dan merupakan obat penghilang rasa sakit alami yang setara dengan petidina.

Fungsi hormon endorfin yang utama adalah untuk mengurangi rasa sakit dan rasa tidak nyaman, serta memberikan sensasi menyenangkan untuk tubuh. Selain manfaat tersebut, endorfin pun memiliki manfaat lain, yaitu:

  1. Mengurangi Stres. Pada saat stres jumlah endorfin dalam tubuh dapat mengalami peningkatan dan menghasilkan euforia sehingga membantu Anda mengatasi stres.
  2. Meningkatkan Mood. Endorfin dapat menenangkan saraf Anda dengan menciptakan perasaan tenang dan damai, sehingga terjadi perbaikan pada suasana perasaan anda.
  3. Meningkatkan imunitas. Hormon ini dapat memicu pembentukan natural killer cell yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. sehingga hormon ini juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh.
  4. Mempengaruhi Sel Otak. Hormon ini juga dipercaya dapat berpengaruh terhadap sel otak dan membantu meningkatkan daya ingat dan konsentrasi.
  5. Sebagai zat anti penuaan. Endorfin juga dipercaya dapat menghilangkan superoksida yang menyebabkan proses penuaan pada tubuh.

Dampak jika kelebihan hormon endorfin

Endorfin dapat menghasilkan perasaan euforia yang sangat mirip dengan yang dihasilkan oleh opioid lainnya. Namun apabila kadarnya terlalu banyak, maka dalam waktu yang lama dapat menyebabkan seseorang selalu merasa tersudutkan atau terancam, dan memicu refleks cemas dan ketakutan untuk setiap hal kecil. Hal ini terjadi karena tubuh yang dibanjiri endorfin akan secara alami mengasumsikan bahwa akan datang sesuatu yang menyakitkan.

Baca Juga:  Otak jumbo dan kesadaran pada manusia hanyalah sampah evolusi

Pada autisme diduga terjadi kekurangan enzim yang memetabolisme endorphin sehingga terdapat salah satu teori yang menyatakan bahwa individu autis terjadi karena memiliki terlalu banyak beta-endorfin dalam sistem saraf pusat mereka. Kelebihan Endorfin juga diduga berperan dalam gangguan depersonalisasi, hal ini terlihat dari adanya perbaikan terhadap pasien gangguan depersonalisasi setelah mendapatkan pengobatan dengan antidotum opiat naloxon ataupun naltrekson.[3]

Dampak kekurangan hormon endorfin

Kadar Endorfin yang rendah dapat menyebabkan gangguan kepribadian terutama dalam regulasi suasana perasaan dan mood. Kekurangan endorfin diketahui berhubungan dengan beberapa kelainan seperti depresi, ambang rangsang yang rendah terhadap rangsang nyeri dan sensasi nyeri kronis yang tidak jelas penyebabnya.

Gejala – gejala yang muncul pada saat seseorang  mengalami depresi akibat kekurangan endorfin antara lain, timbulnya perasaan sedih dan murung, yang berlangsung terus – menerus, penurunan nafsu makan, gangguan tidur, merasa bahwa dirinya tidak berguna, pada kondisi yang berat dapat timbul ide atau gagasan untuk segera mengakhiri hidup atau bunuh diri.[3]

Cara meningkatkan endorfin dalam tubuh

Ada berbagai cara memicu hormon endorfin, antara lain mengonsumsi makanan tertentu. Misalnya, makan cokelat atau cabe yang pedas. Saat seseorang mulai mengonsumsi cokelat, maka tubuh akan mengeluarkan hormon endorfin yang membuat seseorang merasa lebih tenang. Sedangkan, semakin pedas cabe yang dikonsumsi, maka kemungkinan hormon endorfin akan semakin banyak. Upayakan agar tidak berlebihan, karena mungkin justru dapat mengganggu pencernaan Anda.

makan coklat meningkatkan hormon endorfin

Selain makanan, salah satu pemicu utama pengeluaran hormon endorfin yaitu berolahraga. Penelitian menunjukkan, olahraga merupakan cara yang efektif untuk mengobati depresi atau stres. Baik depresi dengan tingkat ringan maupun depresi tingkat sedang. Olahraga juga bisa membantu Anda dalam mengatasi perasaan gelisah, meningkatkan kualitas tidur, dan meningkatkan kepercayaan diri.

Baca Juga:  Hormon dopamin, Alasan Orang Bahagia Dan Kecanduan

Saat Anda melakukan olahraga, tubuh akan mengeluarkan hormon endorfin untuk mengurangi rasa sakit dan memberikan energi positif. Anda dapat melakukan olahraga seperti berenang, bersepeda, lari pagi atau yoga. Efek olahraga ini  juga ternyata baik untuk ibu hamil. Untuk mendapatkan ketenangan emosional dan dukungan sosial, cobalah untuk bergabung dengan kelas olahraga di pusat kebugaran. Misalnya, mengikuti kelas yoga atau mengajak kerabat Anda untuk melakukan olahraga bersama.

Secara umum, dianjurkan untuk berolahraga selama tiga atau empat kali dalam seminggu. Lakukan setidaknya 30 menit di setiap kali latihan. Pastikan untuk tidak memaksakan tubuh untuk berolahraga selama 30 menit penuh jika Anda belum terbiasa. Sebagai permulaan, Anda bisa memulai olahraga selama 15-20 menit, lalu secara bertahap Anda bisa meningkatkan durasi waktunya.

Menjalin hubungan dengan orang tersayang dapat meningkatkan kadar endorfin tubuh. Ketika Anda menghabiskan waktu dengan orang yang disayangi, peningkatan mood akan terjadi. Bahkan, hanya dengan sekadar berpegangan tangan dan berpelukan dengan orang-orang terdekat, Anda bisa meningkatkan mood.

Kita juga bisa melakukan aktivitas fisik untuk memicu hormon endorfin, antara lain dengan berkebun, membersihkan rumah, bekerja, belanja, dansa, bersepeda serta kegiatan lain yang menggerakkan fisik. Beberapa aktivitas lain, seperti berhubungan seks atau masturbasi, termasuk masturbasi saat hamil, juga dapat merangsang pembentukan hormon endorfin.

Referensi:
  1. Stefano GB, Ptáček R, Kuželová H, Kream RM (1515). “Endogenous morphine: up-to-date review 2011”[]
  2. Chaudhry SR, Bhimji SS (2018). Biochemistry, EndorphinStatPearls. StatPearls Publishing.[]
  3. Sprouse-Blum AS, Smith G, Sugai D, Parsa FD (March 2010). “Understanding endorphins and their importance in pain management”Hawaii Medical Journal69 (3): 70–1. [][]