Mitologi Mesir, Sumeria dan Akkad memiliki kemiripan yang mendasar, namun juga memiliki perbedaan-perbedaan yang mencolok dan penting. Karena perbedaan-perbedaan melibatkan otoritas / pihak yang berwenang, dan pihak yang berwenang ini adalah para penguasa. Untuk itu mari kita memulainya dengan ciri-ciri sistem kepenguasaan raja di Mesir dan Sumeria-Akkad.

Bangsa Sumeria percaya bahwa raja dikirim turun dari atas sana – dari para pencipta tertinggi. Yang berarti bahwa raja-raja di bumi adalah para pengawas tertinggi. Raja-raja Sumeria, Babilonia dan Asyur telah menyatakan diri telah dipilih dan diangkat oleh para dewa. Mereka bertindak sebagai wakil para dewa dalam ritual, dan dalam beberapa kasus didewakan setelah kematiannya. Tapi di Mesir raja tidak mewakili dewa. ketika ia masih hidup ia dipanggil Horus (Dewa Cahaya Mesir anak dari Osiris dan Isis), dan ketika meninggal ia adalah Osiris, penguasa kematian. Oleh karena itu banyak mitos Mesir berkaitan dengan kerajaan dan siklus Osiris-Horus. Bangsa Mesir sangat disibukkan dengan kematian dan kehidupan setelah kematian, yang melahirkan kultus Osiris kultus dan mitologi, yang juga mengarah ke mumifikasi dengan mitos dan ritual yang menyertainya. Sekte lain telah ada bersama dengan pemujaan Osiris dan mungkin asal mulanya lebih kuno: Kultus Ra (kadang dilafalkan sebagai ‘Re’), Dewa Matahari, yang juga melahirkan sekelompok mitos. Akhirnya kedua kultus menjadi terjalin, mengarah ke perpaduan dari mitos Osiris dan Ra. Unsur ketiga yang sangat penting dalam agama Mesir: Sungai Nil. Sungai Nil memiliki aspek yang membungkus semua tentang kehidupan Mesir. Sungai Nil dipuja sebagai dewa dan memiliki tempat dalam ritual dan mitologi Mesir.

Mitos Dewa Ra, Sang Dewa Matahari 

Di Mesir kultus terhadap dewa matahari menduduki tempat yang jauh lebih penting daripada dalam ritual dan mitologi Sumeria dan Akkad. Shamash, (Dewa Matahari dalam mitologi Akkadia) adalah penjaga keadilan. Tapi dia tidak pernah menjadi salah satu dari tiga serangkai dewa, dan tidak pernah dikaitkan dengan mitos penciptaan. Dewa Ra  menurut tradisi adalah raja pertama Mesir, dan sebagai Atum ia adalah pencipta dunia. Seperti nama yang disandangnya, kota Heliopolis adalah pusat kepala kultus Ra (Helio berarti Matahari dalam bahasa Yunani), dan  mungkin di sanalah kultus Osiris dan kultus dewa matahari bergabung selama periode Kerajaan Mesir Lama. Dewa berkepala elang, Horus, dianggap sebagai kepala pelindung  firaun Khafre. Patungnya  menunjukkan identifikasi Horus dengan Ra dan asosiasi dari kerajaan dengan Ra. Mitologi Ra dan Osiris telah menjadi benar-benar tercampur. Namun masih ada beberapa unsur dari mitologi matahari yang tetap berbeda dengan  mitos Osiris.

Mitos Dewa Osiris 

Osiris adalah dewa maut mesir kuno, dewa utama kebangkitan dan kelahiran kembali yang sangat terkait dengan konsep keabadian. Mitos ini adalah tentang konflik antara Osiris dan Seth,saudaranya. Unsur politik dari konflik ini mencerminkan pertentangan kelas-kelas dalam monarki Mesir saat itu, yang akhirnya membuat kelas monarki  Mesir bagian atas dan Mesir bagian bawah bersatu. Unsur agrikultural dalam mitos tersebut menunjukkan kepada kita bahwa Osiris adalah dewa tetumbuhan. Seperti Tammuz dalam mitologi Akkadia ( dan Dumuzi dalam mitologi Sumeria) ia adalah dewa kematian dan kebangkitan. Ia mati bersama dengan tetumbuhan yang mati dan bangkit kembali bersama dengan tunas barunya. Osiris adalah Khent-Amenti, Dewa Neraka. Dia memimpin pengadilan yang memutuskan nasib kemana jiwa-jiwa akan pergi, dan dalam aspek ini ia tidak terpisahkan dengan ritual rumit mumifikasi. Garis besar dari mitos Osiris yang terkandung dalam risalah De Iside oleh Plutarch. Menurut catatan ini Osiris adalah pahlawan budaya yang mengajarkan orang Mesir kuno seni pertanian dan kerja-logam.

Baca Juga:  Daftar Mitos-mitos Mesopotamia

Dalam mitos, Osiris adalah anak Geb, Dewa Bumi, dan adiknya, sekaligus istrinya adalah dewi Isis, yang bersamanya memerintah atas Mesir dan membantunya  dia dalam kegiatan kebajikan lainnya.

Bagaimana Mitos Mesir Kuno Tercipta?

Sistem kepercayaan Mesir bersifat cair, dan mitos penciptaan mengasumsikan berbagai versi. Apa yang mendasarinya adalah aktivitas matahari yang berakibat pada lendir yang ditinggalkan oleh air surut dari banjir Nil. Bentuk paling awal dari mitos ini, kemudian dimodifikasi oleh teologi Heliopolis dan Memphis, menyajikan dewa matahari Atum-Ra, duduk di atas bukit purba, dan menciptakan  ‘dewa-dewa yang dalam mengikuti-Nya’. Tapi Atum sendiri digambarkan sebagai yang muncul dari Nun, laut purba ( Laut Purba? Hmmm ini terdengar akrab. Seseorang pasti telah  mencuri idea ini dari mitologi Sumeria !). Dalam bentuk mitos yang dimiliki Hermopolis, di Mesir Tengah, munculnya Atum adalah akibat aktivitas Ogdoad ( Ini dipahami sebagai bentuk hewan, empat ular dan empat anjing, mewakili kekacauan purba. Nama mereka Nun dan permaisurinya Naunet, Kuk dan Kauket, Huh dan Hauhet dan terakhir Amon dan Amaunet). Atum, muncul dari perairan, menata unsur-unsur kekacauan ke dalam keteraturan, sehingga dalam teks tersebut mereka muncul sebagai dewa yang berfungsi menjaga segala sesuatu sebagaimana mestinya. Dalam bentuk awal dari mitos itu, menurut Teks Piramida, Atum direpresentasikan sebagai menyuburkan dirinya dan memproduksi Shu (udara) dan Tefnut (kelembaban); dari penyatuan pasangan ini terciptalah Geb (Dewa Bumi)  dan Nut (Dewi Langit); di sini teologi Heliopolitan memperkenalkan tokoh-tokoh dari kelompok Osiris, dan membuat Geb dan Nut melahirkan Osiris dan Isis, berdampingan dengan Seth dan Nephthys, sehingga menyelesaikan Ennead Heliopolitan.

Ada bentuk lain dari mitos yang timbul dari keinginan untuk membela pentingnya Memphis sebagai ibukota baru dari dinasti pertama Mesir. Ptah adalah dewa lokal Memphis. Teologi Memphite, sebagaimana dokumen yang berisi bentuk mitos itu biasanya disebut, telah mengubah Ennead Heliopolitan dengan memberikan keunggulan dalam kegiatan penciptaan untuk Ptah. Di bagian dari Teologi Memphite yang menyangkut penciptaan, Ptah disamakan dengan Nun, laut purba, dan disajikan sebagai yang menjadikan Dewa Atum dan semua dewa Ennead Heliopolitan lainnya menjadi ada lewat kata-kata ilahi-Nya (Ini dia lagi, kekuatan kata-kata !). Apa yang bisa disebut kredo dari Teologi Memphite secara singkat diringkas dalam bagian berikut teks:

“Ptah yang bertahta di atas Tahta Besar

Ptah-Nun, bapak yang melahirkan Atum;

Ptah-Naunet, ibu yang melahirkan Atum;

Ptah Yang Agung yang adalah hati dan lidah Ennead

(Ptah) yang melahirkan dewa-dewa. “

jantung dan lidah dalam pemikiran Mesir: Jantung dan lidah merepresentasikan pikiran dan ucapan, atribut sang pencipta, dan dipuja sebagai Horus dan Thoth (Dewa Bulan Mesir).

dengan pikiran dan ucapan Ptah melakukan hal berikut:

menjadikan para dewa,

membawa keteraturan dari kekacauan;

memutuskan nasib (seperti Marduk);

menyediakan makanan bagi manusia,

membagi Mesir ke dalam provinsi dan kota;

memberikan tempat kepada berbagai dewa-dewa lokal.

Pada jaman itu pikiran dan perasaan dikaitkan dengan aktivitas jantung, dan ucapan sederhana dari suatu realitas tertinggi  dianggap cukup untuk materialisasi pikiran itu pada saat itu juga. Masalah jantung dan lidah dapat juga ditemukan juga di kepercayaan Sumeria, Zoroastrianisme, dan Agama Musa.

Nah, sekarang tahan dulu : deskripsi tentang aktivitas kreatif Ptah yang ditutup dengan kata-kata “.. Dan Ptah beristirahat (atau merasa puas), setelah ia membuat segalanya“,  Apakah terdengar akrab di telinga Anda? Ya! Tuhannya Musa dan bangsa Ibrani melakukan hal yang sama. Kisah penciptaan dalam Kejadian ditutup dengan kalimat yang hampir sama (Kejadian 2:2). Identifikasi Ptah dengan Atum-Ra menandakan hubungan antara mitos Heliopolitan Ra sebagai pencipta dan Teologi Memphite yang mengambil mitos sebagai dasar spekulasi kosmologis.

Baca Juga:  Bagaimana alam semesta tercipta menurut kosmogoni bangsa Sumeria
http://lettherebelight.yolasite.com/resources/ptah_small.jpg?timestamp=1321115862158

Bagaimana tentang penciptaan manusia? Well, konsep penciptaan manusia tidak memiliki tempat khusus dalam mitologi Mesir. Memang ada gambar-gambar tentang penciptaan manusia oleh Dewa Khnum di atas roda tembikar dan ada berbagai referensi dalam teks-teks Mesir untuk kegiatan penciptaan khusus, tetapi garis antara manusia dan para dewa tidak begitu tajam seperti yang digambarkan dalam agama-agama dan mitologi Semitik. Akibatnya penciptaan manusia memiliki penekanan yang relatif sedikit dalam mitologi Mesir.

Dewa RA yang sudah lanjut umurnya 

Tidak ada banjir disebabkan oleh sungai Nil yang bisa dibandingkan dengan banjir destruktif yang disebabkan oleh sungai Eufrat dan Tigris. Karena itu tidak ada mitos-mitos Mesir tentang kehancuran umat manusia oleh banjir. Menurut mitos ini Dewa Ra sudah lanjut umurnya dan merasa bahwa otoritasnya atas dewa-dewa dan manusia telah berkurang. Dia mengumpulkan seluruh jajaran dewa dan mengatakan kepada mereka bahwa para manusia telah berkomplot melawan dia. Dia meminta saran dari Nun, yang tertua dari para dewa. Nun menyarankan mata dewa Ra, dalam bentuk dewi Hathor,  harus dikirim melawan umat manusia. Maka dikirimlah dewi Hathor. Dia memulai pembantaian dan menceburkan diri dalam darah manusia. Tetapi ternyata Dewa Ra tidak menginginkan kehancuran total umat manusia sehingga ia merencanakan sebuah rencana untuk membuatkan tujuh ribu botol bir gandum yang dicelup dengan warna merah oker agar menyerupai darah. Kemudian bir itu dicurahkan ke atas ladang sampai kedalaman sembilan inci. Ketika Dewi Hathor melihat banjir darah ini di kala fajar, kemudian dari cerminan banjir darah dan sinar matahari itu ia melihat wajahnya sendiri sendiri dalam keindahannya, dia terpikat, dia meminumnya dan menjadi mabuk hingga lupa kemarahannya terhadap umat manusia. Sehingga umat manusia diselamatkan dari kehancuran total.  

http://lettherebelight.yolasite.com/resources/HorusPapyrus.jpg?timestamp=1321120107523

Pembantaian Apophis

Apophis sang ular besar / naga adalah musuh Ra. Dalam salah satu teks Seth adalah sang tokoh pemenangnya. Untuk menyegarkan ingatan anda : Marduk adalah agen dari para dewa yang menaklukan Tiamat sang naga di mitos Akkadia. Dalam teks lain para dewa yang dilahirkan oleh Ra menggunakan kekuatan magis untuk menghancurkan Apophis. Kita memiliki paralel yang menarik di sini dengan kemenangan Marduk atas Tiamat sang naga di Festival Tahun Baru Babilonia.

Nama Rahasia Dewa RA

Ada mitos tentang dewa matahari yang menyangkut potensi magis dari nama seorang dewa. Isis ingin mempelajari nama rahasia dari Ra. Dia pikir seandainya ia tahu, ia akan menggunakannya dalam mantra sihirnya. Dia menciptakan ular dan menempatkannya di jalur dimana Ra akan melintas. Re keluar istananya, dan ular mengigitnya. Ra didera rasa sakit yang amat sangat. Ia memanggil para dewa dalam suatu rapat besar. Di antara mereka adalah Isis dengan kemampuan sihirnya. Ra memberitahu mereka apa yang telah terjadi padanya, dan memohon Isis untuk meringankan rasa sakit yang dirasakannya. Isis mengatakan kepadanya, agar mantranya lebih efektif ia harus tahu nama rahasia dari Ra. Re mengatakan kepadanya bahwa ia adalah Khepri di pagi hari, Ra pada tengah hari, dan Atum di malam hari. Tetapi Isis mengatakan kepadanya bahwa tidak satupun dari nama rahasia itu yang manjur. 

Baca Juga:  Penciptaan Alam Semesta Menurut Mitologi Bangsa Sumeria

Akhirnya ia mengungkapkan nama rahasianya dengan syarat tidak boleh diketahui oleh dewa lain kecuali Horus. Dengan menggunakan nama rahasia ini Isis mengucapkan mantra yang menghilangkan efek dari racun ular itu. Teks ini diakhiri dengan petunjuk penggunaan mantra untuk menyembuhkan gigitan ular.

Dewa Thoth Sebagai Wakil Dewa RA

Thoth adalah salah satu dewa paling penting di peradaban Mesir Kuno. Ia dianggap sebagai dewa penulisan, dewa kebajikan, dewa pembawa mukjizat, dan dewa bulan. Kuil utama untuk Thoth terletak di kota Khmun, yang kemudian diubah namanya menjadi Hermopolis Magna semasa era Greco-Roman.

Dewa Ra memerintahkan Dewa Thoth, dewa bulan, untuk menemui dia. Ketika ia muncul Re memberitahu Thoth bahwa ia ditunjuk untuk menjadi wakilnya dan memberikan cahaya di dunia bawah, sementara Ra bersinar di tempat yang tepat di langit. Ini adalah sebuah mitos etiologis dimaksudkan untuk menjelaskan mengapa Bulan memberi cahaya pada malam hari.


Mitos Yang Berhubungan Dengan Sungai Nil

Sungai Nil secara alami menempati tempat yang luas dalam mitologi Mesir. Ritual jenasah dan mitos pemujaan Osiris, serta pemujaan Ra terikat dengan mitos-mitos yang terhubung ke sungai Nil. Sungai itu disembah sebagai dewa dengan nama Dewa Hapi. Ada sebuah patung terkenal dari dewa Nil di Museum Vatikan yang memperlihatkan seorang dewa yang tengah berbaring, dan dikelilingi oleh enam belas anak, masing-masing satu hasta tingginya.Hal ini melambangkan kenyataan bahwa jika permukaan sungai Nil turun di bawah enam belas hasta maka akan ada kelaparan. Pada sebuah makam di Abydos kita memiliki representasi dari dua Nil  membawa papirus, teratai dan berbagai jenis makanan dan minuman. Mitos dari dua Nil terkandung dalam himne terkenal Akh-en-Aton kepada Aton / Aten, atau Piringan Matahari. Dalam mitos ini Aton menciptakan dua Nil, satu di bawah dan satu lagi di langit di atas. Aton mendatangkan Nil dibawah untuk menopang kehidupan orang-orang Mesir. Tujuan dari Nil surgawi adalah untuk menyediakan air kepada orang asing. Tetapi aspek yang paling penting dan signifikan dari mitos yang berhubungan dengan sungai Nil adalah aspek berhubungan dengan mitos Osiris. Dalam sebuah himne untuk Osiris, Raamses IV mengatakan “Engkaulah Sungai Nil, dimana dewa dan manusia hidup keluar aliran airmu.” Salah satu unsur dalam mitos Osiris adalah tenggelam Osiris dan dibangkitkannya oleh Isis. Plutarch menceritakan bahwa pada bulan Athyr para imam biasanya pergi ke sungai di malam hari untuk mengisi bejana emas dengan air sungai. Ketika mereka melakukannya, orang-orang hadir dalam upacara berteriak ‘Osiris ditemukan.’ Kisah tenggelam dan ditemukannya Osiris di Sungai Nil memainkan bagian penting dalam ritual musiman di Mesir.

http://lettherebelight.yolasite.com/resources/dewa%20nil.jpg?timestamp=1321116195040

Kisah-kisah dia atas hanyalah beberapa mitos dari mitologi Mesir yang begitu luas dan rumit. Bagian sebelumnya pada mitos-mitos Sumeria dan mitos Mesopotamia dan bagian ini pada mitos-mitos Mesir saya ambil dari studi yang dilakukan dengan sangat baik oleh SH Hooke berjudul Mitologi Timur Tengah. Tetapi kita tidak boleh meninggalkan Mesir tanpa menyebutkan kasus pertama dari sistem kepercayaan monoteistik: Agama yang diperkenalkan oleh Akh-en-aton/Ikhnaton.