Kota kuno Efesus (Ephesus) adalah sebuah kota kuno taraf internasional. Kota kuno Efesus merupakan salah satu daerah pemukiman yang tertua di pantai sebelah barat Asia Kecil dan kota yang paling menonjol di propinsi Romawi di Asia. Kira-kira tahun 1000 sebelum Masehi didiami oleh para imigran dari Ionia. Kemudian bisa berkembang menjadi kota perdagangan yang kaya dan bernilai budaya tinggi. Sejak tahun 133 sebelum Masehi menjadi pusat propinsi Romawi di Asia. Asal mula kota ini tidak pernah diketahui, tetapi dalam abad kedelapan SM kota tersebut merupakan wilayah pemukiman yang menonjol dan sudah lama diambil alih oleh bangsa Yunani.

kota-tua-efesus

Kota kuno Efesus terletak sekitar tiga mil dari pantai di tepi Sungai Kayster, yang pada waktu itu dapat dilayari, sehingga Efesus merupakan kota pelabuhan. Lembah Sungai Kayster melandai sampai jauh ke pedalaman hingga digunakan sebagai jalur perjalanan kafilah ke Timur. Dari Efesus ada jalan- jalan raya yang menghubungkannya dengan semua kota-kota besar lainnya di propinsi itu serta jalur-jalur perniagaan yang menghubungkannya dengan wilayah utara dan timur. Kota tua Efesus sendiri merupakan pos yang strategis untuk mengabarkan Injil, karena para pekerja dari Efesus mempunyai hubungan dengan seluruh wilayah pedalaman Asia.

Kota Efesus merupakan sebuah kota perdagangan yang besar dan memiliki sebuah Pelabuhan. Kapal-kapal dari Mediterania datang ke Cayster sebuah kanal yang dibuat oleh manusia, kanal yang mengalir ke lembah sungai dan pelabuhan yang berada di dalam kota itu sendiri. Dan kota itu dilalui oleh empat jalan utama. Yang pertama adalah jalan utara, yaitu dari Pergamus dan Smirna hingga Efesus. Dan kemudian jalan yang berasal dari bagian barat daya, yaitu jalan yang menghubungkan Sardis, ibukota Lydia kuno dengan Efesus, dan itu merupakan jalur yang dilalui oleh para pedagang yang berasal dari Galatia dan Firgia, dan yang berada di pedalaman Asia Timur. Dan Efesus juga memiliki sebuah jalan yang berasal dari Eufrat yang dilalui oleh orang-orang Kolose dan Laodekia serta para pedagang dari timur. Dan kota itu juga memiliki sebuah jalan yang berada di bagian selatan, dari Miletus dan lembah sungai Maendar. Efesus merupakan sebuah kota perdagangan yang sangat besar pada masa lampau.

Baca Juga:  Kilas Balik Trojan War di Troia – Canakkale

Dan kemudian, kota itu merupakan pusat politik. Itu merupakan sebuah kota yang bebas. Dia memiliki pemerintahan sendiri dan dipegang oleh orang Roma. Dan Efesus merupakan sebuah kota perwakilan, sebuah tempat dimana pengadilan Roma dilaksanakan dan menjadi barometer hukum bagi seluruh propinsi Asia. Dan menjadi sebuah kota politik, yang menjadi tempat berkumpulnya para pengembara dan seluruh penduduk yang berada di dunia Mediterania. Pertandingan Olimpiade di Hellas. Menjelang pertandingan Olimpiade, aktivitas utama di seputar politik dan budaya berada di kota Efesus di dalam pertandingan Artemis. Kata Yunani  bagi dewi-dewi yang berada di kuil itu adalah Artemis dan bulan Mei mereka dedikasikan kepada Artemis, Artemesion adalah pertandingan dunia yang terkenal dan drama serta pertunjukan kebesaran dan tontonan yang penuh dengan kemegahan dari seluruh dunia Yunani-Roma. Kata Yunani untuk bulan Mei adalah Artemesion, yang didedikasikan kepada Artemis. Dan pertemuan besar itu diadakan selama sebulan penuh di kota Efesus.

Tempat yang terkenal di Efesus adalah kuil dewi Artemis yang mahabesar. Dewi Artemis adalah dewi orang-orang Efesus yang kemudian disamakan dengan dewi Artemis orang Yunani dan Diana dari Romawi. Patungnya berupa sebuah tubuh yang berbuah dada banyak dan berkepala seorang wanita, dengan sebongkah batu besar sebagai ganti kaki. Menurut sejarah kota Efesus, dipercaya sebagai kota untuk dewi Artemis, unsur-unsur mistik yang menyebar di masyarakat kota ini sudah menjadi sangat kuat dan sangat mendalam, bahkan bisa dikatakan bahwa hampir sebagian penduduknya adalah tukang sihir, dibuktikan dalam pembakaran kitab-kitab sihir yang bernilai super mahal dan super banyak di Efesus.

Kuil yang pertama mungkin dibangun sekitar abad yang keenam SM, tetapi belum selesai hingga tahun 400 SM. Kutil tersebut dibakar sampai rata ke tanah pada tahun 356 SM dan digantikan oleh bangunan yang lebih baru dan lebih besar, 425 kaki kali 225 kaki, yang disokong oleh sumbangan dari seluruh Asia. Kutil Artemis dianggap sebagai salah satu keajaiban dunia dan dikunjungi oleh banyak peziarah yang akan beribadat dalam tempat pemujaannya. Kuil ini bukan hanya merupakan pusat pemujaan saja, tetapi karena tanah dan ruangan-ruangannya dianggap suci dan tidak boleh dicemari, tempat tersebut juga merupakan tempat perlindungan bagi kaum yang tertindas dan tempat penyimpanan harta.

Baca Juga:  Pengalaman Naik Balon Udara (Hot Air Balloon) Di Cappadocia, Turki

Selain itu juga terdapat Kuil Hadrian yang berasal dari abad ke-2 hingga ke-4 yang banyak menjalani perbaikan. Kuil ini menjadi gambar di mata uang Turki, uang kertas 20 lira tahun 2005-2009. Ada juga terdapat Kuil Domitianus yang merupakan satu kuil terbesar didalam kota. Dan terdapat teater terbuka terbesar di dunia kuno yang dapat menampung kapasitas 44 ribu tempat duduk. Dan ada juga Makam (air mancur) Pollio yang didirikan pada tahun 97 masehi.

Yang paling terlihat antik adalah terdapat Perpustakan Celsus, walau kondisinya sudah reruntuhan namun tambah pilar depannya masih terlihat. Kebanyakan para turis sering melakukan foto-foto didepan lokasi ini. Perpustakaan Celsus dibangun untuk menyimpan 12 ribu gulungan dan untuk melayani sebagai makam monumental untuk Celsus. Celsus dimakamkan dibawah perpustakaan.

Efesus memiliki populasi sejumlah lebih dari 250.000 orang pada abad ke-1 SM, yang ketika itu menjadikannya sebagai kota terbesar kedua di dunia. Asal mula kota ini tidak pernah diketahui, tetapi dalam abad kedelapan SM ia merupakan wilayah pemukiman yang menonjol dan sudah lama diambil alih oleh bangsa Yunani. Ia terletak sekitar tiga mil dari pantai di tepi Sungai Kayster, yang pada waktu itu dapat dilayari, sehingga Efesus merupakan kota pelabuhan. Lembah Sungai Kayster melandai sampai jauh ke pedalaman hingga digunakan sebagai jalur perjalanan kafilah ke Timur.
Dari Efesus ada jalan- jalan raya yang menghubungkannya dengan semua kota-kota besar lainnya di propinsi itu serta jalur-jalur perniagaan yang menghubungkannya dengan wilayah utara dan timur. Ia merupakan pos yang strategis untuk mengabarkan Injil, karena para pekerja dari Efesus mempunyai hubungan dengan seluruh wilayah pedalaman Asia.

334 tahun sebelum Masehi, ketika Alexander Agung mengalahkan Persia, kota-kota yang direbut Persia (Asia kecil dan Yunani) dibebaskan dan keluarga kerajaan dirajam sampai mati. Alexander Agung disambut hangat ketika memasuki kota Efesus dan berniat membiayai pembangunan kuil Artemis yang belum selesai-selesai, tetapi warga Efesus keberatan akan hal itu.
Setelah Alexander Agung mati di 323 tahun sebelum masehi, di 290 tahun sebelum masehi, Efesus dikuasai oleh Alexander Lysimachus. Efesus memberontak setelah kematian Agathocles, memberikan raja Helenistik Suriah dan Mesopotamia Seleukus I Nicator kesempatan untuk menghapus dan membunuh Lysimachus, saingan terakhirnya, pada Pertempuran Corupedium di 281 SM.

Baca Juga:  Menikmati Taksim Square Turki, Melihat Sisi Moderen Kota Istanbul

Jadi, Efesus menjadi bagian dari Kekaisaran Seleukus. Setelah pembunuhan Raja Antiochus II Theos dan istri nya Mesir, Firaun Ptolemy III menginvasi Kekaisaran Seleukus dan armada Mesir menyapu pantai Asia Kecil. Efesus berada di bawah kekuasaan Mesir antara 263-197 SM. Ketika Seleukus Antiokhus III Raja Agung mencoba untuk mendapatkan kembali kota-kota Yunani di Asia Kecil, ia datang dalam konflik dengan Roma. Setelah serangkaian pertempuran, ia dikalahkan oleh asiaticus Scipio pada Pertempuran Magnesia di 190 SM. Akibatnya, Efesus berada di bawah kekuasaan raja Attalid dari Pergamon Eumenes II (197-133 SM).

Di sekitar 88 tahun sebelum masehi, Efesus menjadi salah satu kota di Republik Romawi, pajak semakin meningkat dan tekanan hidup warga Efesus menjadi semakin berat, Efesus menyambut kedatangan Archealus, jendral dari raja Pontus yang diharapkan membawa perubahan, dan hal ini mengakibatkan pembantaian 80.000 warga Roma di daerah Asia dan setiap orang yang diketahui memakai aksen Latin. Di 27 tahun sebelum masehi, ketika kaisar Augustus memerintah, ia membuat Efesus menjadi kota ibukota menggantikan Pergamus dan membangun kota ini.

Menurut kepercayaan agama samawi Efesus diyakini sebagai kota “Seven Sleepers” yaitu orang-orang yang dianiaya akibat percaya pada Tuhan dan memberitakan kabar sukacita atau Firman Tuhan pada jemaat Efesus, kemudian mereka bersembunyi di sebuah gua saat dikejar-kejar musuh dan tertidur selama berabad-abad, kisah ini dianggap suci oleh masyarakat Katolik, Kristen Ortodoks dan kisahnya bahkan dicatat dalam Al-Quran. Bila kamu melakukan perjalankan wisata ke Turki, agenda untuk mengunjungi kota kuno Efesus pasti ada. Karena Efesus merupakan tempat popular pra sejarah yang sangat terkenal dan banyak mengundang wisatawan untuk berkunkung ke tempat ini. Kita dapat melihat kota Efesus yang begitu besar dengan kondisi yang sudah runtuh berantakan, pada beberapa bagian dicagar kembali seperti teater terbuka yang besar tersebut.