Hagia Sohpia (Aya Sofya) berasal dari bahasa Yunani yang berarti Holy Wisdom adalah sebuah basilika ortodoks dari tahun 360 sampai dengan 1453 kecuali pada saat Istanbul dikuasai oleh kekasisaran Latin, karena pada saat itu basilika ini berubah fungsi menjadi sebuah katedral katolik (1204-1261). Ketika sultan Mehmet II “Sang Penakluk” berhasil menaklukan Istanbul, pada tanggal 29 Mei 1453, atas perintah sultan Hagia Sophia berubah fungsi menjadi sebuah masjid. Sejak saat itu pula, Hagia Sophia disebut Aya Sofya Camii sammpai kesultanan Ottoman berakhir.

tulisan di hagia sophia
Tulisan di hagia sophia

Pesona Hagia Sophia, ciri khas dan ikon kota Istanbul

Pesona Hagia Sophia(Aya Sofya) begitu terkenal. Bangunan ini terletak di kota Istanbul, Turki. Dan termasuk dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO. Pesona Hagia Sophia mendominasi langit Istanbul. Hagia Sophia terkenal dengan kubahnya yang sangat besar dan megah. Bangunan megah ini sudah mengalami banyak renovasi dan perluasan selama berabad-abad terakhir. Bagian dalam Hagia Sophia terdapat lambang dua agama yang dipajang sejajar. Kedua lambang itu yakni tulisan Allah beserta Muhammad dan lukisan Bunda Maria serta bayi Yesus.

Bangunan menawan berwarna merah bata yang terletak di depan kompleks Sultanahmet Camii ini adalah saksi bisu berbagai peristiwa bersejarah di Konstantinopel dan dibangun pada masa Constantine I ketika Konstantinopel menjadi pusat budaya dan agama Kristen Ortodoks. Hagia Sophia menjadi katedral terbesar di dunia selama hamper 1000 tahun lamanya, sampai kebesarannya dikalahkan oleh katedral Seville di Andalusia, Spanyol yang dibangun pada tahun 1520.

Baca Juga:  Sejarah Topkapi Palace, Rekomendasi Tempat Wisata Istanbul

Aya Sofya yang akan Traveller Lihat saat mengunjungi Istanbul adalah bangunan ketiga sedangkan bangunan pertama dan keduanya telah hancur terbakar dalam sejumlah kerusuhan yang terjadi pada masa Bizantium. Pada tanggal 23 Februari 532, kaisar Bizantium saat itu yakni Justinian I memerintahkan pembangunan Hagia Sophia di atas reruntuhan katedral kedua yang hancur akibat kerusuhan Nika. Bahan bangunan Hagia Sophia didapatkan dari berbagai wilayah kekuasaan Romawi saat itu.

tampak luar hagia sophia di istanbul, turki
Tampak luar Hagia sophia di istanbul, Turki

Hagia Sophia atau Aya Sofya saat itu telah menjadi karya puncak arsitektur Bizantium. Pada saat Konstantinopel diperintah oleh kesultanan Ottoman, Hagia Sophia menjadi inspirasi bagi sejumlah arsitektur masjid kekhalifahan yang dibangun kemudian, seperti Sultanahmet Camii (Masjid Biru).

Traveller dapat melihat dari kejauhan satu kubah besar dan delapan kubah yang lebih kecil, disusun sedemikian rupa dan membentuk tampak luar bangunan ikon kota Istanbul ini. Di halaman Aya Sofya terdapat Sadirvan yaitu tempat untuk mengambil wudu yang saat ini sudah tidak lagi difungsikan. Jalan masuknya dihiasi dengan sejumlah peninggalan dari bangunan awal yang sudah hancur. Begitu melewati pintu masuk, aura agung dan megah hasil karya Bizantium akan menyapa Traveller. Di lantai dasar, Traveller akan dimanjakan dengan keindahan pilar-pilar penopang Hagia Sophia yang sebegitu kokohnya padahal sudah berdiri sejak 15 abad lalu. Tidak hanya kokoh, ukiran yang terdapat pada pilar tersebut juga sangat luar biasa detail untuk ukuran bangunan bersejarah sangat tua. Konon katanya ketika masa Bizantium, Kaisar mendapat tamu pendeta-pendeta yang datang dari Persia dan mereka terkejut, kagum, dan takjub melihat Aya Sofya hingga berkata “Kami tidak tahu lagi apakah kami sekarang masih berada di dunia atau berada di surga”. Didepan juga terdapat mimbar yang digunakan sebagai tempat imam memimpin shalat pada waktu Hagia Sophia digunakan sebagai mesjid dan di dekat lorong bagian kiri Hagia Sophia terdapat tiang penopang yang memiliki mitos The Sweating Coloumb, dimana ada suatu lubang kecil yang bisa dimasuki ibu jari dan apabila Traveller memutar tangan kita disana sambil mengucap permintaan maka akan terkabul.

Baca Juga:  Maryem Ana Evi (Rumah Akhir Hayat Bunda Maria Ibu Yesus)

Pencahayaan alami dari langit-langitnya yang tinggi menerangi interior Aya Sofya sedemikian rupa sampai-sampai Traveller dapat merasakan keindahannya yang telah selamat dari serangan waktu. Relung-relung tinggi dan dinding-dinding kuno yang tebal seaakan memisahkan Traveller dengan hiruk pikuk dunia modern di luar.

Sebelum Traveller ke Turki sebaiknya bacalah sejarahnya terlebih dahulu karena perjalanan Traveller akan lebih berkesan jika memahamiakan cerita sejarah dibalik destinasi yang Traveller. Akhinya yang Traveller dapatkan  bukan sekedar sebuah kisah perjalanan, namun napak tilas keindahan masa berabad-abad yang lalu dari sebuah peradaban yang mengagumkan.