Berikut beberapa penjelasan mengenai fenomena kesurupan:

kesurupan

Schizophrenia & Other mental and/or emotional disorder

Ya. Mental disorder berperan penting dalam kasus kesurupan. 

Penderita Schizophrenia misalnya, dia tidak bisa membedakan apa yang nyata dan yang tidak. Penderita Schizophrenia cenderung sering mengalami halusinasi yang menurutnya sangat nyata.

Bagaimana dengan Mania, psychological condition dimana seseorang mengalami peningkatan mood drastis menyebabkan euphoria berlebihan atau kemarahan berlebihan yang berakibat pada tindakan pengrusakan, kekerasan atau sporadic behaviour. Kondisi Mania ini bisa diakibatkan karena depresi atau beberapa mental disorder lainnya seperti bipolar disorder, schizoaffective disorder, dll.

Automatism, Epileptic Seizure, Alien Hand Syndrome, and other Brain or Neurological Disorder

Automatism adalah keadaan dimana seseorang bertindak, melakukan hal-hal yang tidak dia sadari (unconscious behaviour). Automatism ini bisa terjadi karena beberapa dari schizophrenia, epilepsy, brain seizure, narcolepsy, atau sekedar respon terhadap kejadian traumatic. Pada umumnya automatism memang lebih sering terjadi pada yang mengalami brain seizure atau epilepsy.

Tergantung separah apa, ada yang ringan hanya melakukan beberapa gesture, hingga perliaku yang lebih komplek dari berbicara hingga berjalan dan sebagainya. Ada yang hanya sebentar, ada yang cukup lama. Ketika Automatism ini kambuh, sang penderita tidak akan menyadari dan mengingat apa yang mereka lakukan ketika moment automatism ini berakhir.

Ennelise Michel, salah satu ‘kasus’ kesurupan di Jerman yang cukup terkenal yang menjadi inspirasi film ‘The Exorcist’ dan ‘Exorcism of Emily Rose’ dimana film ini mengklaim ‘based on true story’. Ceritanya memang nyata, tetapi Ennilese Michel bukanlah kesurupan iblis, mlainkan mengalami temporal lobe epilepsy yang parah. Ketika kambuh, dia akan kejang-kejang seluruh badan, bertindak aneh dan histerical (automatism behaviour). Karena keluarganya sangat religious, mereka menganggap Ennelise kesurupan dan bukannya mencari bantuan medis, melainkan melakukan ritual pengusiran setan secara periodic hingga beberapa bulan kemudian dia meninggal akibat minimnya bantuan medis. Menurut keluarganya, dia meninggal karena ‘iblis’. Kejadian ini bukan hanya memakan korban jiwa Ennelise, banyak sekali kasus kematian akibat ‘kelalaian’ ini yang tidak muncul ke permukaan hingga saat ini.

Alien hand syndrome, salah satu sindrom dimana tangan anda bisa bergerak dan melakukan tindakan secara independen tanpa ‘persetujuan‘ otak. Beberapa kasus alien hand syndrome bahkan bisa mencelakakan dimana tangan anda menyerang dan memukul diri anda sendiri. Kejadian ini bukan karena anda dikontrol oleh setan, tetapi karena masalah dalam otak kita yang bisa diakibatkan oleh infeksi, stroke, alzheimers desease, bahkan brain surgery.

Baca Juga:  Apa itu Barnum Effect, Penyebab Orang Percaya Ramalan, Benar atau Omong Kosong?

Tourette’s syndrome

Sindrom Tourette adalah gangguan yang membuat penderitanya melakukan tic, yaitu gerakan atau ucapan berulang yang di luar kendali. Kondisi ini biasanya dimulai di usia 2–15 tahun dan lebih umum terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

Tic umum terjadi pada anak-anak, tetapi normalnya kondisi ini tidak bertahan lebih dari 1 tahun. Namun, pada anak dengan sindrom Tourette, tic berlangsung lebih dari 1 tahun dan muncul dalam berbagai macam perilaku.

Sindrom Tourette umumnya membaik seiring bertambahnya usia. Akan tetapi, penderita mungkin harus menjalani pengobatan untuk mengatasi kondisi lain yang terjadi bersama dengan sindrom Tourette.

Mass Hysteria

Mass Hysteria initnya adalah psychological condition yang mengakibatkan collective delusion yang terjadi dalam suatu komuntias atau massa yang diakibatkan oleh stressful condition atau ketakutan yang berlebihan. Biasanya ini dipicu oleh satu atau beberapa gossip yang menyebar cepat dan mempengaruhi kompulan orang tersebut. Tidak harus selalu berhubungan dengan hantu, tetapi mass hysteria juga bisa menjelaskan keadaan kesurupan massal atau penampakan hantu massal.

June 2013, terjadi kekaucauan massal pada lebih dari 3000 pekerja di Gazipur, Bangladesh.  Kekacauan dan kepanikan ini terjadi akibat gossip mengennai hantu yang bermula di kamar kecil.  Sedangkan di Thailand, sekitar 22 murid di Patong, Phuket dilarikan kerumah sakit setelah mereka mengalami ‘sakit’ setelah melihat hantu.

Salah satu contoh yang paling terkenal adala Salemn Witch Trial pada tahun 1692 di Massachuset. Dimulai dari dua perempuan muda yang tiba-tiba berteriak histeris dan melakukan tindakan sporadic seperti melempar barang, etc. Ditambah dengan bumbu-bumbu gossip mengenai campur tangan iblis dan “witch”, dalam waktu singkat masyarakat menjadi panic ditambah dengan perempuan muda lainnya mulai mengalami symptom yang sama dan mulai menyebar luas didesa tersebut. Kejadian ini mengakibatkan operasi “witch-hunt” besar-besaran dimana berakhir dengan sekitar 20 orang dihakimi massa dan dibunuh karena dianggap sebagai “witch” yang menyebabkan kejadian tersebut.

Mass hysteria sendiri bisa disengaja, dan ini biasanya terjadi di situasi keagamaan. Mass Euphoria yang berlebihan mengakibatkan beberapa umat berteriak atau hingga pingsan.

Apakah anda tau fenomena “speaking in tounge” atau berbicara Bahasa roh kudus yang biasa terjadi di gereja-gereja karismatik? Mereka mengklaim umatnya dirasuki oleh roh kudus dan mulai berbicara “random” yang katanya Bahasa roh kudus. Sebenarnya apa yang terjadi tidak berbeda jauh dengan “mass hysteria” dan “power of suggestions”. Ketika beberapa orang mulai menunjukkan gejala Bahasa roh, yang lain otomatis mulai mengalami psychological symptom yang sama dan mulai berbicara random.

Baca Juga:  Kebohongan, Bias Konfirmasi dan Suburnya Berita Bohong (Hoax)

Yang menarik adalah dalam sebuah penelitian neurosains ketika mengamati otak seseorang yang sedang dirasuki roh kudus dan mulai bicara Bahasa roh, ternyata bagian ‘language center’ di frontal lobe yang mengontrol bahasa terlihat sangat tenang tanpa adanya aktifitas. Padahal biasanya ketika kita menggunakan bahasa dan berkomunikasi, bagian ini harusnya aktif. Sebaliknya area otak yang disebut Caudate bagian kiri malah aktif, yang merupakan bagian yang berhubungan dengan emosi positif. 

Bahkan Bahasa roh ini sendiri sempat diteliti oleh ahli linguistic dan mereka tidak bisa mendeteksi atau mengekstrak beberapa kata yang memiliki arti. Mereka menganggap kalau Bahasa roh ini hanyalah “speaking gibberish” dimana apa yang diucapkan tidak memiliki arti sama sekali.

Trance/altered state of consciousness

Altered state of consciousness (ASC) adalah koneksi antara kesadaran dan bawah sadar. Koneksi ini dengan sendirinya akan mengarah menjadi keadaan bawah sadar (Green, 2001). Atau, dalam pengukuran EEG seseorang yang melakukan meditasi adalah koneksi antara keadaan beta menjadi keadaan alpha atau theta[1].

Suatu altered state of consciousness (ASC) dapat hadir secara mendadak dalam kondisi demam, kekurangan tidur, kondisi lapar, kekurangan oksigen, pembiusan atau trauma kecelakaan. Secara intensif, ASC dapat juga dicapai melalui hypnosis, meditasi, berdoa, yoga atau dzikir. Kadang-kadang ASC juga dapat dicapai melalui penggunaan obat-obatan, racun tanaman ataupun zat psikoaktif seperti LSD, 2C- I, peyote, marijuana, mescaline, datura (Jimson weed), dan alkohol. Altered state of consciousness (ASC) dapat dicapai melalui hypnosis, lucid dreaming, channeling, dan meditasi.

Menjadi sesuatu yang sulit jika seseorang tanpa mengetahui definisi kesadaran atau keadaan kesadaran (states of consciousness) secara tepat, misalnya kita menanyakan seseorang yang secara pribadi memiliki pengalaman beberapa keadaan kesadaran (states of consciousness), bagaimana ia membuat pembeda. Apa yang diperoleh ketika seseorang sedang mengalami adanya perbedaan keadaan kesadaran jika dibandingkan dengan keadaan biasa? Dalam keadaan Altered state of consciousness (ASC), terdapat tekanan perubahan yang signifikan pada pengalaman seseorang[2].

Pengalaman ASC secara lebih lengkap merupakan suatu pengalaman yang tidak biasa (unusual experiences) dalam mempersepsi dunia atau diri (self), perubahan dalam hal waktu, emosi, memori, rasa identitas (sense of identity), proses-proses kognitif, persepsi terhadap dunia, penggunaan tubuh (motor output), dan interaksi dengan dunia.

Suggestion and Belief

Kenapa fenomena kesurupan itu sering terjadi di daerah yang memang kepercayaannya kuat? Sedangkan di daerah yang sudah maju biasanya lebih jarang terjadi? Karena memang ini sendiri berhubungan dengan “kepercayaan” dan sugesti.

Baca Juga:  Stockholm Sindrom, Ketika Korban Mencintai Pelaku Kekerasan

Semakin anda percaya dengan fenomena kesurupan, memang lebih rentan terjadi. Bahkan dalam kasus Ennelise Michel sendiri, dia percaya bahwa dirinya dirasuki iblis. Dan karena kepercayaan ini pula lah, dia mulai bertingkah layaknya seperti dirasuki oleh Lucifer dan mengakui dirinya adalah Lucifer ketika penyakitnya kambuh.

Kenapa pengusiran setan (exorcism) itu bisa terlihat seperti bekerja?
Jawabannya pun sama, karena kepercayaan dan sugesti. “Ketika anda percaya kalau kekuatan iblis sudah dihilangkan dari diri anda, maka otomatis anda juga akan termotivasi untuk bertindak lebih baik setelahnya” kata Dr. Blackmore, salah satu Psikologis asal Bristol.

Role-playing from social pressure and norm

Ini adalah salah satu yang paling umum dalam kasus kesurupan. Kita sebagai makhluk social cenderung berperilaku sesuai peran kita dilingkungan dan bertingkah laku sesuai dengan ekpektasi masyarakat.

Dalam beberapa kasus, kesurupan itu hanya “role-playing” dimana orang tersebut melakukan “peran”-nya yang diekspek oleh lingkungan. Biasanya kejadian ini terjadi ketika memang seseurang melalui ritual-ritual tertentu disengaja untuk dirasuki oleh yang kataya “roh gaib”. Orang yang melakukan ini tidak selalu sadar kalau dirinya sedang bermain peran. “Role-playing” ini bisa terjadi secara otomatis subconsciously. 

Psikologis Susan Blackmore menyatakan bahwa kasus kesurupan dapat menggambarkan sebera kuat kepercayaan tersebut dalam masyarakat. Masyarakat yang tinggal di daerah yang sangat religious akan lebih familiar dengan fenomena kesurupan dan terkadang cenderung bertindak seperti dirinya sedang kesurupan sebagai cara untuk cope dengan masyarakat dimana mereka hidup. Ini mengindikasikan kesurupan sendiri bisa merupakan “learned behaviour”. Perlu diingat tindakan ini tidak selalu dilakukan secara sadar.

Lagipula kalau kita perhatikan orang yang kesurupan, biasanya mereka juga tidak melakukan tindakan yang benar-benar “gaib” atau diluar nalar seperti melayang atau memiliki kekuatan psychic membuat barang-barang sekitarnya terbang dan sebagainya seperti yang kita lihat di film-film. Ini secara tidak langsung mengindikasikan bahwa kesurupan itu tidak se-“gaib” yang dikira.

Referensi:
  1. Rowan, J. (1993). The Transpersonal: Psychotherapy and Counseling. Routledge, New York.[]
  2. Rychlak, J.F. (1997). In Defense of Human Consciousness. APA , Washington.[]