ISTANBUL, merupakan kota terbesar di Turki dan kelima di Eropa. Kota ini menjadi menarik karena menempati dua benua yang berbeda, yakni Asia dan Eropa. Dibagian barat laut Turki, terhampar selat Bosporus yang menghubungkan laut Marmara dan laut Hitam dan memisahkan kedua sisi daratan Bosporus dengan panjang 31 km dimana satu sisi termasuk ke dalam benua Eropa (bahasa Turki: Avrupa) sedangkan sisi lainnya termasuk ke dalam benua Asia (bahasa Turki: Asya atau , bahasa Inggris: Anatolia). Daratan kota Istanbul terbentuk dari susunan tujuh bukit, dan masing-masing bukit terdapat masjid megah yang dibangun oleh kaisar Theodosisus pada abad ke-5 Masehi, dan tembok kota ini dikenal juga dengan nama Theodosian Wall. Dua jembatan gantung, yakni Bosporus Bridge dan Fatih Sultan Mehmet Bridge atau disebut juga Bosporus Bridge II, dimana menghubungkan antara Istanbul Benua Asia dan Eropa, namun lebih banyak wisatawan lebih memilih untuk mengunjungi sisi Eropa dari Istanbul karena signifikansi historisnya. Sisi Eropa juga merupakan pusat komersial kota dengan bank-bank, toko-toko dan perusahaan-perusahaan dan dua pertiga dari penduduknya berada di Istanbul bagian Eropa. Sisi Asia terasa lebih santai, dengan jalan-jalan lebar, lingkungan perumahan dan hotel yang lebih sedikit dan tempat-tempat wisata.

Rasanya belum lengkap kalau ke Istanbul tidak dapat mengunjungi objek wisata yang terkenal di kota Istanbul. Ada beberapa objek wisata yang sangat popular yang selalu menjadi incaran para pengunjung bila ke Istanbul, diantaranya Blue Mosque, Hagia Sophia, Hippodrome, Topkapi palace, dll. Berikut ini adalah objek wisata di kota Istanbul yang wajib Traveller kunjungi jika sedang berkunjung ke kota yang berada di dua benua yaitu Asia dan Eropa.

Hagia Sophia

sultan ahmed square
sultan ahmed square

Hagia Sohpia berasal dari bahasa Yunani yang berarti Holy Wisdom adalah sebuah basilika ortodoks dari tahun 360 sampai dengan 1453 kecuali pada saat Istanbul dikuasai oleh kekasisaran Latin, karena pada saat itu basilika ini berubah fungsi menjadi sebuah katedral katolik (1204-1261). Ketika sultan Mehmet II “Sang Penakluk” berhasil menaklukan Istanbul, pada tanggal 29 Mei 1453, atas perintah sultan Hagia Sophia berubah fungsi menjadi sebuah masjid. Sejak saat itu pula, Hagia Sophia disebut Aya Sofya Camii sammpai kesultanan Ottoman berakhir.

Baca Juga:  Tersesat di Grand Bazaar Istanbul, Pasar Tertua yang Megah di Turki

Traveller dapat melihat dari kejauhan satu kubah besar dan delapan kubah yang lebih kecil, disusun sedemikian rupa dan membentuk tampak luar Hagia Sophia. Di halaman Hagia Sophia terdapat Sadirvan yaitu tempat untuk mengambil wudu yang saat ini sudah tidak lagi difungsikan. Jalan masuknya dihiasi dengan sejumlah peninggalan dari bangunan awal yang sudah hancur. Begitu melewati pintu masuk, aura agung dan megah hasil karya Bizantium akan menyapa Traveller.

Sultanahmet Camii

Masjid Biru Istanbul tampak dari gembang keluar.
Masjid Biru Istanbul tampak dari gembang keluar.

Berada di dekat situs kuno Hippodrome, serta berdekatan juga dengan pa yang dulunya bernama Gereja Kristen Kebijaksanaan Suci (Hagia Sophia) yang sekarang diubah fungsinya menjadi museum. Jaraknya cukup dekat dengan Istana Topkapi, istanah dimana tempat kediaman para Sultan Utsmaniyah sampai tahun 1853 dan tidak jauh dari pantai Bosporus. Jika dilihat dari selat Bosporus, kubah dan menaranya menaranya yang khas menghiasi langit kota Istanbul.

Sultanahmet Camii adalah satu-satunya masjid di Istanbul yang memiliki 6 menara, dan masjid ini dibangun pada masa Sultan Ahmet I (1603-1617) oleh arsitek Sedefkar Mehmet Aga yang merupakan muridnya Mimar Sinan. Masjid ini popular dengan sebutan Blue Mosque karena interiornya dihiasi oleh keramik biru buatan Iznik, kota penghasil keramik di Turki selain Kutahya. Proses pembangunannya dimulai dari tahun 1609 dan selesai pada tahun 1616. Masjid ini dibangun dengan gaya arsitektur yang dihilhami oleh Hagia Sophia yang terletak persis di depan kompleks masjid ini.

Topkapi Palace (Yeni Saray)

Pintu Masuk Lapisan Kedua

Topkapi Palace awalnya bernama Yeni Saray dalam bahasa Turki berarti “istana baru”. Sejak dibangunnya sebuah gerbang dan pavilion pinggir pantai di kompleks istana tersebut, Yeni Saray lebih dikenal dengan nama Topkapi Saray yang dalam bahasa turki berarti “pintu meriam”. Topkapi Palace adalah istana kesultanan Ottoman yang pertama kali dibangun sejak penaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453.

Istana ini dibangun pada tahun 1459. Kemudian, selama 380 tahun (1465-1856) dari total 624 tahun masa kekuasaan kesultanan Ottoman, tempat ini dijadikan pusat pemerintahan dan kediaman para sultan. Topkapi Palace pada masa kejayaan Sultan Süleyman I (1520-1566) pernah dihuni oleh hamper 4.000 orang dengan luas sekitar 700.000 m2, yang kini hanya tersisa seluat 80.000 m2.

Baca Juga:  Hippodrome di Istanbul, Simbol Kemenangan Konstantinopel

Maiden’s Tower

maiden_island (1)

Dibangun pada sekitar tahun 340 SM sebagai tugu peringatan bagi permasiru Raja Athena yang dimakamkan di Pantai Salacak, menara ini juga pernah digunakan sebagai pos pengawas, menara pertahanan, tempat penarikan bea cukai, menara cahaya, bahkan rumah sakit karantina saat penyakit kolera mewabah pada tahun 1830. Pada tahun 1964, menara ini diahlitangankan ke Kementrian Pertahanan dan selanjutnya direnovasi dan didalamnya dibuka restoran yang dikelola oleh swasta.

Maiden’s Tower dibuka sejak tahun 2000 setelah direnovasi dan dikelola oleh swasta. Di dalamnya terdapat restoran dan bar untuk umum, tapi bahkan warga Turki sekalipun sangat jarang datang ke sini untuk menikmati makanan, dikarenakan harga-harganya yang cukup mahal. Yang dijual disini memang bukan soal makanan, melainkan lebih kepada suasananya. Sarapan di restoran Kis Kulezi teresdia dari mulai pukul tersedia mulai dari pukul 09.00-13.00 dan untuk makan siang dimulai dari pukul 12.00 hingga pukul 17.30 dan khusus akhir pekan, makan siang dimulai pukul 14.00. makan malam dimulai dari pukul 20.15 hingga pukul 00.30.

Grand Bazaar

grand_bazzar istanbul
grand_bazzar istanbul

Pasar ini pertama kali dibangun oleh Sultan Mehmet II pada sekitar tahun 1455, tak lama setelah penaklukan Konstantinopel. Penghasilan dari penyewaan pasar digunakan untuk memelihara Hagia Sophia, tapi pasar ini kemudian berevolusi dan membesar. Pada abad ke 17, Grand Bazaar telah menjadi pasar terbesar di Eropa.

Saat ini Grand Bazaar merupakan salah satu lokasi yang tak pernah dilewatkan oleh turis. Pada bulan April 2012, tempat ini bahkan dijadikan lokasi syuting film James Bond 007 yang terbaru. Beruburu oleh-oleh, mulai dari barang antic, jaket kulit, pakaian tradisional, kostum belly dancing, nargile (perangkat shisha ala Turki), cezve (alat untuk memasak kopi ala Turki), lampu-lampu hias khas Turki, keramik hias, karpet model kuno maupun model kontemporer, perhiasan emas dan permata, perak, batu-batu, kaus kesenangan, gelang, hingga kalung nazar bonzuk baik dari plastic seharga 2 TL atau yang terbuat dari emas dan berlian, apa saja yang Traveller cari tersedia.

Yeni Camii

Gaya Masjid di Turki memang memiliki ciri khas
Gaya Masjid di Turki memang memiliki ciri khas

Yeni Camii merupakan salah satu masjid yang dikenal baik di Istanbul karena lokasinya dekat dengan salah satu area konsentrasi turis yaitu Spice Bazaar. Masjid ini dibangun pada tahun 1597 oleh arsitek Davut Aga,, yang merupakan didikan arsitek legendaries Mimar Sinan. Sebelum proyek selesai, Davut Aga meninggal, sehingga posisi arsitek digantikan oleh Dalgic Ahmet Cavus. Yeni Camii termasuk masjid yang megah sebagaimana umumnya masjid kesultanan di Istanbul. Halaman yangluas di sebelah barat dipenuhi ribuan burung yang mengundang turis untuk berofoto. Sebagaimana umumnya masjid kesultanan, Yeni Camii juga dilengkapi dengan sejumlah bangunan tambahan (Kulliye) seperti sekolah rumah sakit, dapur umum, pemandian, air mancur dan pasar.

Baca Juga:  Tur Bosporus, Indahnya Melihat Satu Tempat Dua Benua

Hippodrome

hipodrome
Hipodrome

Hippodrome adalah destinasi wisata yang sekaligus bisa menjadi bagian perjalanan bila wisatawan mendatangi blue mosque, hagia sophia, atau juga basilica cistern. Lokasi-loksi wisata tersebut memang berjarak amat dekat satu sama lain. Hippodrome dibangun oleh seorang kaisar Romawi yang bernama Septimus Severus pada tahun 203 SM. Gelanggang pacuan kereta dan olahraga pada masa kekaisaran Byzntium ini kemudian diperbesar dan dipercantik oleh Kaisar Constantine Agung saat ia menjadikan Byzantium sebagai ibukota.

Tempatnya sendiri adalah sebuah kawasan terbuka dimana beberapa monumen yang terbangun di sana berpadu menjadi satu dengan taman-taman yang indah. Di era Byzantine Constantinople, hippodrome adalah area yang berperan penting bagi kekaisaran tersebut. Pada masa Bizantium, Hippodrome digunakan untuk pusat aktivitas olah raga, arena pacuan kereta kuda, acara seni, dan pertarungan gladiator. Banyak peristiwa terjadi di sana, mulai dari aktivitas propaganda, pemberontakan, pertempuran hingga yang terakhir digunakan sebagai arena adu balap kereta kuda. Semenjak itulah, selama berabad-abad lamanya, kawasan tersebut menjadi pusat kegiatan olah raga dan tempat bertemunya warga kota. Ponontonya melihat atraksi dari tribun. Arena pertunjukannya mirip dengan lapangan sepak bola saat ini walaupun berbeda ukuran dan bentuknya.